Mengenai Saya

Foto saya
My Name is Ivan Bataro Dachi. Usually my friends call me 'Ivan' or 'Dachi', so you can call me like that. I love to play guitar, Call of Duty, Need for Speed, basketball, soccer, tennis, billiard and i was RF player I have super dad and super mom. I have 2 sister and 1 brother. And I glad to be like this.

Rabu, 23 Januari 2013

Risiko Kesehatan Bagi Atlet yang Memakai Doping


Penggunaan doping bukan hanya petaka bagi seorang atlet yang kariernya bisa berakhir. Seperti pembalap sepeda Lance Armstrong yang dilarang bertanding seumur hidup, termasuk seluruh gelar juaranya dicopot.

Bahkan dalam sebuah pergelaran lomba beregu, jika ditemukan lebih dari dua atlet menggunakan doping, satu grup langsung didiskualifikasi. Begitulah peraturan Lembaga Antidoping Dunia atau World Anti-Doping Agency.

Dari sisi kesehatan, apa sebenarnya dampak penggunaan doping bagi atlet? Berikut ini penuturan dr Hario Tilarso, spesialis kedokteran olahraga dari Universitas Indonesia.


Apa sebenarnya yang melandasi keputusan atlet menggunakan doping? 

Kalau mengonsumsi doping dengan benar pasti berpengaruh menunjang performa seseorang. Pengguna doping bisa menang, keluar menjadi juara dan mendapatkan hadiah. Padahal, obat substansi kimia hormon itu jika dikonsumsi akan menyebabkan kondisi tubuh tidak seimbang.


Bagaimana cara kerja doping ini? 

Pada olahraga jarak jauh yang membutuhkan tenaga ekstra, maka doping digunakan guna meningkatkan hemoglobin untuk mengikat udara. Ada juga doping yang digunakan dalam rangka memperbesar otot badan dan memperbesar badan.

Apa dampak doping bagi kesehatan? 

Penggunaan doping steroid juga dapat menyebabkan kolesterol naik, pertumbuhan tubuh terhambat, darah menjadi kental dan menyebabkan liver, serta sirkulasi darah bertambah. Akibatnya, menjadi berat dan menyebabkan stroke. Doping dilarang, karena pertama menggangu kesehatan dan kedua untuk fairplay.

Ada dampaknya terhadap pacuan jantung?

Pada jantung tidak ada masalah. Pada olahraga marathon atau olah raga jarak jauh,  memang kekentalan darah bisa bertambah akibat doping. Namun, jika jantungnya masih kuat, tidak ada masalah.

Pada nadi bagaimana? 

Jika denyut nadinya berkisar 170, 190, hingga 200 dan sirkulasi darah terus terpacu tidak akan menyebabkan meninggal. Mengonsumsi obat-obatan seperti vitamin A hanya akan merangsang agar selalu siaga karena akan ada pelebaran darah.


Seberapa parah efek jangka panjang penggunaan doping bagi atlet?

Jika mengonsumsi EFO (Eritropoietina  - red.) maka hormon darah yang berasal dari ginjal akan menyebabkan stroke. Jika mengonsumsi steroid, membesarkan otot-otot pada tubuh. Namun jika mengonsumsi Estrogen akan membuat hormon wanitanya lebih dominan. Maka, ketika  melihat binaragawan, payudaranya besar dan suaranya menjadi kecil. Selain itu, produksi sperma akan berkurang dan testis mengecil.

Sebagai pengganti doping, sebenarnya adakah yang bisa dikonsumsi oleh atlet (tentu saja selain latihan yang baik)? 

Tidak ada selain latihan yang baik. Jika mempunyai otot besar, berarti akan menambah tenaga. Nah para atlet banyak yang mengambil jalan pintas dengan menggunakan doping.

Jadi tidak ada doping yang baik?

Tidak ada. Semuanya dilarang, karena akan mengganggu kesehatan. Ada obat yang hampir menyerempet ke doping yang sifatnya ergogenik, yaitu meningkatkan kerja atau prestasi seperti vitamin dan sports drink (minuman olah raga). Namun sport drinks untuk menambah karbohidrat dan elektrolit. Juga tidak menjaga agar daya tahan tubuh tahan lama.

Sistem badan tidak akan berubah. Maka tidak termasuk doping. Ada juga ergogenik lainnya, seperti perlengkapan penunjang semacam baju balap atau lainnya. Itu disebut doping mekanik atau biomekanik.

Sumber : http://id.olahraga.yahoo.com/news/spt--risiko-kesehatan-bagi-atlet-yang-memakai-doping-084826075.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar